Senin, 25 Februari 2013

Pengertian Permainan Berhitung di Taman Kanak-kanak

Dari proses belajar angka-angka hendaknya telah dibangun sejak anak berusia tiga tahun. Disini anak tidak diajarkan untuk menghitung tetapi lebih kepada pengenalan simbol angka dan konsep bilangan tentunya dengan cara yang kongkrit (nyata) serta dapat menyenangkan bagi anak itu sendiri. Perlu ditekankan pada tahap pengenalan ini, janganlah mengerjakan sesuatu yang bersifat abstrak. Karena hal ini sukar untuk dipahami oleh anak-anak tersebut. Tetapi mulailah dari hal-hal yang bersifat kongkrit dan menggunakan kata-kata mengenai anggota tubuh untuk mengenal konsep bilangan. Misalkan untuk mengenalkan bilangan dua serta lambangnya pada anak, guru menggunakan anggota tubuh, mata yang banyaknya dua buah. Banyaknya mata menunjukkan bilangan dua, bilangan dua dilambangkan/disimbolkan dengan bentuk �2�, bentuk �2� menunjukkan angka dari bilangan dua yang disebut angka 2. Menurut Firdaus (2005:75) sebuah angka digunakan melambangkan bilangan. Bilangan suatu entinitas abstrak dalam ilmu matematika. Tetapi bagi orang-orang awam, angka dan bilangan seringkali dianggap dua entinitas yang sama. Kata nomor biasanya menunjukkan suatu angka yang melambnagkan sebuah bilangan bulat dalam suatu barisan bilangan bulat yang berurutan. Misalnya kata nomor 2 menunjuk salah satu posisi urutan dalam barisan bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, ......, dst. Jadi kata nomor sangat erat terkait dengan pengertian urutan bilangan, maka guru selalu mengacu pada tema, misalnya tema diri sendiri yang terdapat pada anggota tubuh bilangan 2 dilambangkan dengan jumlah gambar jari, belajar membentuk konsep bilangan merupakan simbol untuk berpikir, dimana hal yang diperoleh dari hasil membuat penafsiran terhadap fakta, misalnya dalam memahami konsep bilangan. 
Permainan berhitung di Taman Kanak-Kanak dilakukan melalui tiga tahapan penguasaan berhitung dijalur matematika, yaitu :
a. Penguasaan Konsep
Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa konkrit, seperti pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.

b. Masa Transisi
Proses berfikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman konkrit menuju pengenalan lambing yang abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Hal ini dilakukan guru secara bertahap sesuai dengan laju dan kecepatan kemampuan anak yang secara individual berbeda. 

c. Lambang
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan  konsep bilangan 7, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan konsep ruang dan persegi empat untuk menggambarkan konsep bentuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar