Meski sudah mulai berjalan pada Juli lalu, pelaksanaan Kurikulum 2013 ternyata masih belum begitu jelas. Sosialisasi terkait penerapan kurukulum ini juga dirasa masih sangat minim.
Dosen Pendidikan Matematika FKIP Untan DR Bistari mengatakan, kejelasan pelaksanaan Kurikulum 2013 masih menjadi tanya tanya oleh sebagian besar guru di berbagai daerah.
�Saya sering mendapat keluhan dari guru-guru di daerah. Mereka mengaku belum begitu memahami kurikulum baru ini,� kata dosen yang menyelesaikan gelar doktor di Universitas Pendidikan Indonesia itu, seperti diberitakan Pontianak Post (grup JPNN).
Bistari mencontohkan pelajaran matematika di sekolah-sekolah. Objek matematika dikenal abstrak, dalam pembelajarannya untuk sebagian besar siswa sangat memerlukan penjelasan-penjelasan yang mampu menjembatani antara yang konkret dan yang abstrak.
�Agar siswa mampu menguasai pelajaran matematika dengan baik, guru harus menguasai metode pengajaran yang baik pula. Masalahnya kalau kurikulumnya saja belum begitu dipahami bagaimana guru bisa mengajar dengan baik,� katanya.
Bistari menyarankan pemerintah untuk mengadakan berbagai workshop bagi guru-guru agar lebih memahami kurikulum 2013. �Adanya workshop ini akan menambah kemampuan guru-guru, terutama di daerah,� katanya.
Perjalanan kurikulum pendidikan di Indonesia sudah sangat panjang. Kurikulum pendidikan itu telah berjalan sejak tahun 1947 yang kemudian dikembangkan menjadi kurikulum 1964 dengan nama Kurikulum Pendidikan Sekolah Dasar.
Kurikulum ini pun terus mengalami pada 1968, 1975, 1984, 1994, dan 1997. Pada tahun 1994. Pada tahun 2004 pemerintah kembali mengganti kuruikulum dengan nama Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Kurikulum ini pun diganti pada tahun 2006 dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sekarang pemerintah mengenalkan kurikulum baru yakni Kurikulum 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar