Masa aktif Windows XP paling lama tinggal 7 bulan lagi. Begitu kalender menunjukkan tanggal 8 April 2014, Microsoft takkan lagi memberikan dukungan dan perlindungan apapun pada pengguna sistem operasi yang diluncurkan sejak 12 tahun lalu, atau tepatnya tanggal 24 Agustus 2001 itu.
Lalu bagaimana jika Windows XP terus digunakan? Menurut perusahaan manajemen teknologi asal Inggris, Advanced 365, ini berarti pengguna tengah membahayakan data yang mereka miliki. Dengan tak adanya tambalan software (patch) ataupun update dari si pembuat perangat lunak (Microsoft), pengguna tentunya sangat rentan terkena banyak masalah kerusakan tanpa ada solusi perbaikan.
Managing Director Advanced 365, Nial Cross yang dikutip dari Softpedia, menyebut, dibanding pengguna perseorangan, perusahaan adalah pengguna yang paling mungkin membandel dari permintaan Microsoft tersebut. Alasannya tentu efisiensi dan komputer mereka selama ini masih bisa digunakan dengan baik.
"Keputusan berisiko jika tak migrasi ke sistem operasi yang lebih baru dari Windows XP," ucap Cross. Sampai pekan lalu, Windows XP tercatat sebagai sistem operasi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Angkanya mencapai 37 persen dari populasi komputer desktop maupun laptop.
Perusahaan keamanan asal Kanada, Sophos, menyebut selepas tak ada lagi patch dan update, akan banyak masalah yang bakal ditemui pengguna Windows XP yang menolak menggunakan sistem operasi lebih baru. "Tiap hari masalahnya akan terus bertambah," kata Chester Wisniewski, senior security aviser Sophos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar